Pusat pertumbuhan atau growth pole merupakan suatu
wilayah yang berkembang pesat khususnya di bidang ekonomi dibanding daerah di
sekitarnya. Pusat pertumbuhan berkembang sesuai karakteristik wilayah
masing-masing. Jadi pertumbuhan di setiap daerah berbeda-beda faktornya.
Berikut ini faktor-faktor pusat pertumbuhan:
1. Sumber Daya Alam
Setiap daerah pastinya punya sumber
daya alam yang khas. Pengelolaan sumber daya alam yang optimal akan
meningkatkan kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan
pendapatan daerah. Contohnya adalah kota Bontang di Kalimantan Timur yang
dahulu merupakan hanya wilayah eksplorasi minyak bumi dan gas. Kini telah
berkembang menjadi kota yang tumbuh pesat.
Kota Medan didukung oleh
daerah-daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu,
Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai
dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu
mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling
menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Kabupaten Deli Serdang merupakan
salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang
perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh
daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu,
Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai
dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu
mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling
menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
2. Sumber Daya Manusia
Kualitas dan kuantitas manusia sangat
penting untuk mengelola suatu daerah. Produktifitas manusia yang tinggi akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menjadi pusat pertumbuhan.
Sebagai kota terbesar di Pulau
Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang
perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas
perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi
oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai
oleh orang-orang Melayu dan Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan
keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan
wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.
klik2
3. Kondisi Fisiografi
Perkembangan suatu wilayah
dipengaruhi oleh kondisi fisiografi. Dataran rendah berpotensi untuk
menyediakan jaringan transportasi yang strategis. Kondisi tersebut mendorong
adanya arus distribusi barang dan jasa sehingga pertumbuhan wilayah akan
semakin cepat.
Secara geografis, wilayah Kota Medan berada antara
3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’ – 98”44’ BT dengan luas wilayah 265,10 km2 dengan batasbatas sebagai berikut :
‰ Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat
Malaka
‰ Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang
‰ Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang
‰ Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang
Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan
berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.
Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan
sebagai berikut:
1. Pemukiman 36,3 %
2. Perkebunan 3,1 %
3. Lahan Jasa 1,9 %
4. Sawah 6,1 %
5. Perusahaan 4,2 %
6. Kebun Campuran 45,4 %
7. Industri 1,5 %
8. Hutan Rawa 1,8 %
4. Fasilitas Penunjang
Wilayah yang punya fasilitas lengkap
seperti jalan, transportasi umum, pusat niaga, pemukiman, jaringan listrik dan
lainnya akan berpeluang cepat menjadi pusat pertumbuhan. Fasilitas tersebut
merupakan modal utama dalam membangun sebuah daerah yang pesat.
Secara fungsional, pusat pertumbuhan
adalah lokasi terkonsentrasi suatu industri atau kegiatan ekonomi karena sifatnya
yang dinamis sehingga mampu merangsang kehidupan ekonomi ke dalam maupun ke
luar wilayah. Secara geografis, pusat pertumbuhan merupakan lokasi yang banyak
memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi daya tarik bagi manusia (pole
of attraction).
Sarana dan prasarana perhubungan di
Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara. Transportasi
lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia prasarana
listrik, gas, telekomunikasi, air besih dan Kawasan Industri Medan (KIM).
Di
Kota Medan terdapat beberapa bidang usaha potensial. Perekonomian Kota Medan
tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%),
yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai
kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling
mungkin berkembang di Kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri.
Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota terbesar di
Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih menitikberatkan pada
kedua sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang
ada.
klik3
Fasilitas penunjang transportasi di kota medan:
Terminal yang melayani warga Medan:
Terminal Sambu
Terminal Pinang Baris
Terminal Amplas
Keunikan Medan terletak pada becak
bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh
Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa
penumpangnya ke mana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia
angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi. Pengemudi becak
berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang
memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan
untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit
modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motor biasa dapat digunakan sebagai
penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang
Jerman di Perang Dunia II.
Sebutan paling khas untuk angkutan
umum adalah Sudako. Sudako pada awalnya menggunakan minibus Daihatsu S38 dengan
mesin 2 tak kapasitas 500cc. Bentuknya merupakan modifikasi dari mobil pick up.
Pada bagian belakangnya diletakkan dua buah kursi panjang sehingga penumpang
duduk saling berhadapan dan sangat dekat sehingga bersinggungan lutut dengan
penumpang di depannya.
Selain itu, masih ada lagi angkutan
lainnya yaitu bemo, yang berasal dari India. Beroda tiga dan cukup kuat
menanjak dengan membawa 11 penumpang. Bemo kemudian digantikan oleh bajaj yang
juga berasal dari India, yang di Medan dikenal dengan nama "toyoko".
Kereta api menghubungkan Medan dengan
Tanjungpura di sebelah barat laut, Belawan di sebelah utara, dan Binjai-Tebing
Tinggi-Pematang Siantar dan Tebing Tinggi-Kisaran-Tanjungbalai-Rantau Prapat di
tenggara. Jalan Tol Belmera menghubungkan Medan dengan Belawan dan Tanjung
Morawa. Jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi dan Medan-Binjai juga sedang
direncanakan pembangunannya.
Pada akhir tahun 2015, sistem Bus
Rapid Transit Trans Mebidang telah beroperasi di kota Medan, kota Binjai, dan
kabupaten Deli Sedang.
Pelabuhan Belawan terletak di bagian
utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau
Jawa. Layanan kapal feri menghubungkan Belawan dengan Penang di Malaysia.
Bandar Udara Internasional Polonia
yang terletak tepat di jantung kota, dahulunya menghubungkan Medan dengan
kota-kota besar lainnya di dalam dan di luar Indonesia. Sejak pada tanggal hari
Kamis, 25 Juli 2013, operasional Polonia dihentikan dan dipindahkan ke Bandar
Udara Internasional Kuala Namu di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan
Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang menghubungkan Medan dan sekitarnya dengan
kota-kota seperti Bandung, Palembang, Jakarta, Surabaya serta Kuala Lumpur di
Malaysia dan Singapura.
Daftar
Pustaka
https://www.gurugeografi.id/2017/02/faktor-faktor-pusat-pertumbuhan-wilayah.html
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumut/medan.pdf
http://estynidianty.blogspot.com/2013/01/potensi-pengembangan-wilayah-di-kota.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan
Comments
Post a Comment
punya komentar? tuangkan di sini