PROGRAM PEMERINTAH DALAM RANGKA PEMERATAAN DI
DAERAH TERTINGGAL
Salahsatu
program pemerintah dalam rangka pemerataan di daerah tertinggal adalah program
dana desa. Menurut Risharyudi Triwibowo staff kusus mentri Desa dan PDT,
seperti dikutip republika.co.id mengatakan bahwa Selama empat tahun program
dana desa berjalan, lanjutnya, desa telah melakukan pembangunan masif yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam catatan Kemendes PDTT, setidaknya telah
terbangun 158.619 kilometer jalan desa, 1.028.225 meter jembatan desa, 39.656
unit saluran irigasi, 7.421 pasar desa, 48.694 unit PAUD, 18.477 unit Posyandu,
178.034 unit MCK, dan lainnya.
Pembangunan
di diesa terbagi dalam dua aspek, untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dana desa ini tentu bukan hanya
sekadar menjawab kebutuhan infrastruktur dasar di desa, melainkan juga dapat
mengurangi pengangguran dan urbanisasi.
Di
Papua, Kemendes PDTT telah menggulirkan anggaran untuk mendukung pembangunan
fisik maupun non fisik sebanyak 34 kegiatan dengan nilai sebesar Rp
66.300.537.000. Dukungan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi bidang
Transportasi pada tahun 2018 ini juga tersebar di 28 kabupaten dengan anggaran
sebesar Rp 242.162.000.000.
UPAYA PEMERINTAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERATAAN DIDAEARAH TERTINGGAL
Menurut
Bappenas, Upaya pemerataan pembangunan telah dilakukan sejak awal PJP
(Pembangunan Jangka Panjang) I, dengan berbagai upaya di berbagai sektor
seperti pertanian, kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan transmigrasi serta
pembangunan desa. Sebagai bagian dari Trilogi Pembangunan, sejak Repelita III
upaya pemerataan lebih digalakkan lagi yang dilaksanakan melalui kebijaksanaan
delapan jalur pemerataan, yaitu (1) pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
banyak khusus¬nya pangan, sandang, dan perumahan; (2) pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan; (3) pemerataan pembagian
pendapatan; (4) pemerataan kesempatan kerja; (5) pemerataan kesempatan
berusaha; (6) pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya
bagi generasi muda dan kaum wanita; (7) pemerataan penyebaran pembangunan di
seluruh tanah air; dan (8) pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Penerapan
kebijaksanaan pemerataan melalui delapan jalur pemerataan dalam kenyataan
berkaitan dengan kebijaksanaan penanggulangan kemiskinan, khususnya dalam upaya
pemenuhan kebutuhan pokok rakyat seperti pangan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Mengikuti alur delapan jalur pemerataan, di bawah ini akan diuraikan secara
singkat upaya pemerataan dan penanggu¬langan kemiskinan dalam PJP I.
Dalam
mengatasi masalah kebutuhan pangan rakyat banyak, pembangunan pertanian
terutama melalui revolusi hijau di bidang pertanian tanaman pangan padi, yang
dilakukan dengan pola bimbingan massal (bimas), telah berhasil meningkatkan
produksi dengan laju yang mencapai dua kali lebih tinggi daripada pertumbuhan
penduduk. Keberhasilan dalam produksi pertanian tanaman pangan yang
berkelanjutan inilah yang akhirnya dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai
swasembada beras pada tahun 1984. Selanjutnya, keberhasilan peningkatan
produksi padi melalui pola bimas itu diterapkan pula dalam mengembangkan
komoditas lain seperti palawija, peternakan, perikanan, dan beberapa komoditas
perkebunan.
Keberhasilan
pembangunan pertanian juga telah memberikan sumbangan besar kepada stabilitas
harga pangan yang pada giliran-nya memberikan sumbangan pada upaya menekan laju
inflasi dan memantapkan stabilitas ekonomi. Kebijaksanaan swasembada beras
memberikan jaminan ketersediaan pangan yang mencukupi kebutuhan penduduk,
sekaligus membantu mengentaskan penduduk dari kemiskinan. Keberhasilan sektor
pertanian telah memberikan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan bagi
sebagian besar masyarakat perdesaan yang mempunyai sumber penghasilan dari
pertanian, antara lain melalui Bimas dan upaya intensifikasi lainnya,
pengendalian harga, dan Program Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani Kecil
(P4K). Dengan demikian, selama PJP I sektor pertanian memberikan sumbangan
besar dalam mengentas¬kan penduduk dari kemiskinan dan dalam memeratakan dan
meningkatkan pendapatan terutama petani.
Pembangunan
industri yang pesat khususnya dalam bidang tekstil telah berhasil meningkatkan
tersedianya sandang sehingga kebutuhan sandang bagi rakyat terpenuhi.
Pembangunan berbagai industri yang menunjang pertanian seperti industri pupuk
dan alat-alat pertanian telah mendukung pembangunan pertanian, demikian pula
industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dengan demikian, keterkaitan
pembangunan industri dan pertanian dalam PJP I telah dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan mendorong pemera-taan.
Dalam
PJP I, pembangunan perumahan, khususnya bagi golongan penduduk berpendapatan
rendah juga diberi perhatian, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Pembangunan rumah layak dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat luas
meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Di kota-kota dan sekitarnya dibangun
tipe perumahan, yaitu rumah susun. (rusun), rumah sederhana (RS), dan rumah
sangat sederhana (RSS). Di perkotaan dilakukan program perbaikan kampung sedang
di desa dilakukan program pemugaran perumahan. Penyediaan rumah dilengkapi
dengan fasilitas lingkungan yang dibutuhkan, di antaranya jalan, sarana air
bersih, listrik, dan fasilitas umum lainnya.
klik2
Aspek
penting dalam pemerataan pembangunan dan penanggu-langan kemiskinan ialah
pemerataan pendidikan, terutama pen-didikan dasar. Angka partisipasi murni
tingkat sekolah dasar (SD) termasuk madrasah ibtidaiyah (MI), yaitu rasio murid
SD-MI berumur 7 - 12 tahun terhadap penduduk berusia 7 - 12 tahun telah naik
dari 41,4 persen pada tahun 1968/69 menjadi 93,5 persen pada tahun 1993/94 (naik 126 persen selama
PJP I), sedangkan untuk tingkat sekolah lanjutan pertama naik lebih dari dua
kali lipat selama PJP I. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya program wajib
belajar bagi anak umur 7 - 12 tahun, serta pem¬bangunan gedung SD yang sekarang
rata-rata telah mencapai lebih dari 2 gedung per desa. Keberhasilan di bidang
pendidikan ini merupakan modal yang besar dalam pengembangan sumber daya
manusia. Di samping itu, bagi penduduk dewasa (di luar usia sekolah), telah
diadakan program paket kerja sambil belajar yang bertujuan untuk menghilangkan
buta aksara dan angka, buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan dasar, serta
sekaligus membantu mereka dalam berusaha. Upaya ini secara langsung memberi
kesempatan bagi penduduk miskin untuk ikut menikmati hasil pembangunan dan melakukan
usaha yang dapat meningkatkan pendapatan.
Untuk
memeratakan pelayanan kesehatan telah dibangun 25.223 pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas) dan puskesmas pembantu serta pengadaan lebih dari 5.000
buah puskesmas keli¬ling bagi daerah-daerah terpencil atau daerah yang sulit
dijangkau. Untuk lebih meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan, teruta¬ma
pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, telah dibentuk lebih dari 241.000 pos
pelayanan terpadu yang memadukan pelayanan kesehatan dengan keluarga berencana
(KB). Dalam hubungan ini antara lain telah ditempatkan sekitar 19.400 bidan di
perdesaan. Dengan demikian, pelayanan kesehatan telah makin menjangkau segenap
lapisan masyarakat, termasuk penduduk miskin dan terpencil, serta makin merata
di seluruh wilayah Indonesia, se¬hingga telah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, teruta-ma ibu dan anak. Dengan peningkatan mutu kesehatan, rakyat
lebih
mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan sehingga pendapatannya juga
meningkat. Pembangunan kesehatan serta program keluarga berencana telah
berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk dari 2,32 persen pada periode 1970 -
1980 menjadi 1,66 persen pada akhir PJP I dan telah berhasil mening-katkan usia
harapan hidup rakyat Indonesia dari 45,7 tahun pada awal PJP I menjadi 62,7
tahun pada akhir PJP I.
Selain
itu, upaya pemerintah dalam melaksanakan program di daerah tertinggal yatu:
1.
Pembangunan
Infrastruktur
Infrastruktur
merupakan salah satu faktor penting untuk pembangunan. Dengan adanya
infrastruktur yang baik, akses antara satu daerah dengan daerah lain akan lebih
cepat dan mudah. Pemerintah telah menaikkan anggaran yang diperlukan untuk
pembangunan infrastruktur. Dengan hal ini diharapkan akses antar daerah akan
menjadi semakin mudah, sehingga memicu kegiatan ekonomi agar semakin aktif dan
tumbuh.
2.
Menyeimbangkan
pembangunan
Pembangunan
fasilitas tidak hanya dilakukan di daerah perkotaan, namun juga diperlukan di
daerah pedesaan. Setiap daerah memiliki dana desa sendiri yang dapat
dimanfaatkan untuk membangun fasilitas penting. Dengan adanya fasilitas yang
memadai seperti rumah sakit, sekolah yang bagus, serta pelayanan masyarakat
yang terjangkau akan membuat masyarakat pedesaan meningkat taraf hidupnya
sehingga dapat menekan angka urbanisasi. Selain itu pemerintah telah
mempelajari faktor pendorong mobilitas penduduk melalui program transmigrasi di
Indonesia, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita juga perlu
memetakan daerah tujuan transmigrasi di Indonesia sehingga dapat dipantau perkembangannya
dan menjadi percontohan untuk daerah lain.
3.
Memberikan
kemudahan bagi rakyat untuk mendapatkan modal usaha
Banyak
orang, termasuk masyarakat pedesaan yang ingin memiliki taraf hidup yang baik
dan memajukan daerahnya dengan membuat usaha sendiri. Sayangnya hal ini sering
terbentur dengan kurangnya modal yang diperlukan. Pemerintah memberikan
kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan modal untuk usaha, misalnya dengan
pemberian kredit usaha rakyat yang mudah didapatkan bahkan oleh rakyat yang kurang
mampu.
4.
Memperhatikan
dan mengembangkan wilayah perbatasan
Wilayah
perbatasan merupakan wilayah Indonesia yang berdekatan atau berbatasan dengan
negara lain. Wilayah ini sangat penting, namun terkadang kurang mendapatkan
perhatian. Hal ini perlu diatasi dengan memberikan perhatian lebih bagi
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di perbatasan. Hubungan
dengan negara tetangga juga harus dijaga agar tetap harmonis demi ketenangan
masyarakat yang ada di perbatasan.
5.
Mempercepat
proses pembangunan
Salah
satu kendala yang sering dijumpai di masa pembangunan adalah lambatnya
pembangunan yang dilakukan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian baik di sisi
dana maupun dari sisi kenyamanan masyarakat. Pembangunan, terutama di daerah
yang tertinggal perlu dipercepat dengan cara menambah sumber daya manusia
berkualitas dan membuat proses yang lebih efektif. Semakin cepat pembangunan
dilakukan, maka pemerataan antara desa dan kota juga akan menjadi semakin
cepat.
6.
Mempermudah
perizinan dan birokrasi untuk menarik investor
Adanya
investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia dapat memberikan berbagai
keuntungan, dapat membantu mempercepat pembangunan, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja. Apabila regulasi untuk
perizinan terlalu rumit dan panjang akan membuat investor enggan untuk
menanamkan modalnya. Oleh karena itu, pemerintah telah mempermudah dan
memangkas birokrasi yang harus dilalui (baca : upaya pemerintah dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi)
7.
Mengirimkan
tenaga ahli ke daerah pedesaan
Selain
fasilitas yang kurang memadai, terkadang di daerah pedesaan juga kekurangan
adanya tenaga ahli. Pemerintah berusaha untuk mengirimkan tenaga ahli yang
diperlukan seperti tenaga pendidikan atau guru, tenaga kesehatan atau dokter,
dan lain sebagainya. Bagi tenaga ahli yang dikirimkan ke daerah terpencil juga
mendapatkan fasilitas dan tunjangan yang memadai sehingga semakin banyak orang
yang tertarik untuk mengabdi di daerah pedesaan yang terpencil.
8.
Mengembangkan
sektor pariwisata terutama di daerah pedesaan
Karena
kekayaan alamnya yang indah dan beragam, banyak daerah di Indonesia memiliki
potensi yang baik untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Jika suatu daerah
menjadi kawasan wisata yang layak, tentu akan mendatangkan berbagai pengunjung,
adanya pembangunan infrastruktur yang layak, serta membuka lapangan pekerjaan
baru bagi penduduk setempat. Hal ini akan membuat penduduk pedesaan di kawasan
wisata mengalami peningkatan ekonomi dan kesejahteraan, serta menurunkan
tingkat pengangguran. Dengan hal ini, diharapkan pembangunan akan menjadi lebih
merata dan dapat menurunkan tingkat urbanisasi.
9.
Memenuhi
pemerataan kebutuhan pokok rakyat
Kebutuhan
pokok rakyat mencakup sandang, pangan, dan papan. Bahkan disebutkan juga bahwa
pelayanan kesehatan dan pendidikan sudah seharusnya menjadi kebutuhan pokok
bagi setiap warga negara. Di daerah perkotaan tentunya hal ini tidak terlalu
sulit untuk dipenuhi. Sayangnya di beberapa daerah terpencil masih banyak
rakyat yang kurang gizi, memiliki fasilitas yang kurang memadai misalnya
sulitnya akses terhadap air bersih. Hal ini perlu diperhatikan misalnya dengan
menyalurkan sumber makanan bergizi ke daerah yang memiliki tingkat gizi buruk
tinggi.
10.
Pemerataan
kesempatan kerja di desa dengan di kota
Indonesia memiliki
tingkat urbanisasi yang tinggi. Banyak penduduk dari desa yang pindah ke kota
untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Pembangunan yang hanya terpusat di
perkotaan membuat lapangan kerja di pedesaan menjadi kurang. Untuk mengatasi
hal ini, perlu adanya pemerataan kesempatan kerja di desa dengan di kota.
Pemerintah banyak memberikan beasiswa untuk masyarakat pedesaan yang
berprestasi. Dengan adanya hal ini, setelah lulus diharapkan ia akan kembali ke
desanya dan membantu masyarakat sekitar untuk mengembangkan kehidupan
perekonomian desanya.
Comments
Post a Comment
punya komentar? tuangkan di sini